Tak jarang pula menyatroni, rumah-rumah penduduk untuk menggangu kaum perempuan. Lebih-lebih bagi kaum perempuan yang sedang ditinggal pergi oleh sang suami. Ia bisa menyaru sebagai manusia (baca suami, red) kemudian mengajak sang istri tersebut untuk bersetubuh.
Ada sebagian kalangan yang menyatakan, genderuwo adalah sebangsa memedi yang paling umum. Ia lebih senang menjahili, ketimbang menyakiti atau berbuat lucu kepada manusia. Misalnya saja, menepuk pantat perempuan, memindahkan pakaian dalam perempuan ke tempat orang lain, muncul dengan wujud yang amat besar, atau melempari rumah penduduk dengan batu kerikil di malam hari, dan lain sebagainya.
Banyak kalangan mempercayai, Genderuwo ternyata bisa dipanggil atau didatangkan dihadapan orang yang menginginkannya. Agar proses pemanggilan terhadap genderuwo itu bisa lebih cepat, salah satunya adalah memakai ritual sate burung gagak. Bagaimana ritualnya?
Dengan menggelar ritual sate burung gagak atau yang biasa disebut dengan panggang burung gagak, sangat memungkin untuk mendatangkan genderuwo dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan ritual lain.
Mengapa bisa demikian? Diyakini, burung gagak adakah makanan kesukaan sekaligus binatang peliharaan genderuwo. Seperti halnya bangsa manusia yang memelihara ayam. Untuk melakukan ritual ini, subyek yang ingin bertemu dengan makhluk gaib ini tidak boleh asal atau sembarangan ketika mulai membakar sate burung gagak. Ada cara khusus untuk membuatnya.
Setelah berhasil menangkap burung gagak, kemudian disembelih dengan pisau yang sangat tajam. Alasannya, ketajaman mata pisau akan mempengaruhi lancer tidaknya darah yang mengalir keluar dari bekas luka yang ditimbulkan.
Berikutnya adalah mencabuti bulu-bulu hitam yang kasar itu hingga benar-benar bersih. Selanjutnya, daging yang sudah bersih itu ditelikung seperti halnya kalau membuat ingkung ayam. Baru kemudian, bisa dibakar di atas perapian.
Yang tak kalah penting dari ritual itu adalah mengucapkan rapalan mantra khusus agar si makhluk gaib itu mendengar selain mencium bau makanannya.
Belakangan, ritual mengundang genderuwo lengkap dengan segala sejajinya makin banyak dilakukan orang. Hal ini berkaitan erat dengan maraknya perjudian togel yang dulu amat dikenal dengan nomor buntut. Mereka meyakini, dengan mengundang genderuwo, keinginan untuk mendapat nomor jitu bisa terpenuhi. Dengan berbekal sedikit keberanian, keuntungan besar bakal gampang diperoleh.
Ada yang unik dari proses mendatangkan genderuwo hingga permintaan untuk menyebutkan nomor jitu yang bakal keluar. Yaitu dilakukan tawar menawar seperti layaknya jual beli pedagang di pasar. Setelah genderuwo keluar dari sarang mendengar rapalan mantra berikut bau daging gosong gagak terpanggang, secepat kilat harus segera meminta apa yang kita inginkan. Jangan sampai ia mencuri atau memakan umpan sate burung gagak sebelum mengucapkan permintaan. Sebab, jika ia sudah kekenyangan ia akan segera melenggang pergi tanpa mau menjawab yang diingini si pemanggilnya.
Beruntung jika yang datang ke tempat itu adalah genderuwo yang sedang kelaparan. Ia bisa dimintai apa saja yang diinginkan oleh yang mendatangkan. Tak hanya nomor jitu tapi bisa juga “berkah-berkah” terlarang yang lain, salah satunya diajak balter dengan uang gaib dengan cara agar membeli satenya tersebut.
Tapi sekali lagi, melakukan ritual ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, tak jarang si pelaku juga akan mengalami cobaan-cobaan yang berat. Kadang ia harus jungkir-balik lantaran genderuwo yang datang tak mau begitu saja melakukan tawar-menawar. Ia datang hanya menginginkan sate burung gagak tersebut tanpa mau ditanya ini dan itu. Ia bisa menyerang membabi buta jika marah. Kalau ini yang terjadi, ingat jika itu terjadi, jangan teruskan ritual bodoh tersebut. Sebab, taruhannya adalah nyawa!
sumber: forum.kafegaul.com / indopesugihan.blogspot.com